Karya: Cemara Kota

HATI

Hati... siapa gerangannya dia
Membuka bicara semanis madu
Kata nya lembut menyusun ayat
Bisa terpanar jiwa yang lemah

Hati... tulus bahasanya bagai dia mengerti
Akan rasa ini akan jiwa ini akan kisah ini
Kata nya seperti menembusi ruang waktu
Melangkaui batas detik berlalu

Hati... apa yang kau nampak memang
seperti yang dipamerkan
Seakan suatu permainan perasaan
Di lautan luas penuh kisah
Kisah ombak kisah badai kisah ribut
jarang sekali ia setenang tasik yang mati

Hati... membatasi waktu dia bermain
Seperti ayunan mengalun irama tak sama
Kadang laju kadang perlahan kadang berhenti
Yang pasti di dalam rasa kocaknya
Cuba dimengerti namun pandai diselindungkan

Hati... apa yang buat kau keliru bila kau
pasti rasa yang datang itu pasti
Kau nanti ia berlagu kau mainkan puisi raga
Kau alunkan lagu sama... tiada sumbang
malah gemersik menikam sanubari

Hati... saat rasa itu menerpa, rakusnya kau
menari lagu itu
Meminta bagai segalanya milik engkau
Sehingga kau jatuh di hujung tari
Kau lari menghilang diri

Hati... apa yang kau lakukan
Yang tinggal terpinga-pinga
Seakan benar segala yang kau rasa
Detik itu kau biar ia berlari
Tanpa kata tanpa bisikan yang pasti

Hati... apakah itu hanya pura
Untuk menutup kekacauan jiwa sendiri
Kekosongan yang dipenuhi hanya
sekadar pelangi di langit
Timbul di kala gerimis hilang di kala mentari menerik

Hati... ku mengerti kau pasti
Tapi ku tak mengerti kau menidakkan
kepastian itu
Hukum apa yang kau turunkan
Membuat jarak sesuka rasamu
Atas alasan kau takut pada kenyataan
Yang benar tapi salah segala langkahnya

Hati... ruang yang kuberi sudah semakin malap
Cahaya yang menerangi bagai kehabisan sumbu
Jangan kau bermain lagu irama tidak sekata
Tari mu sudah ku mengertikan
Jangan kau cuba bermain lagi
Irama sumbang itu bisa meruntun jiwa

Hati.. setiap detik berlalu jiwa merasainya
Rindu itu renungan itu menyentuh
Setiap ruang darah merah pekat yang mengalir
di segenap tubuh ini
Ku tahu kau juga merasa
Kerna malam mu tiada lena
mimpi mu tiada penghujung

Hati.. janji-janji yang kau lafaz sukar kau kota kan
Hati.. katakan lah
Hati.. ingat janji itu kerana dua hati yang bersatu
tidak akan melupakan..


Cemara Kota
9 April 2014
 
 


 
RAHSIA PERTEMUAN

Pertemuan itu dirancang
Berkali-kali ia terhalang
Oleh rasa takut.. rasa gundah.. rasa tidak pasti

Pertemuan itu bakal jadi permulaan
Sesuatu yang pasti tetapi sering diambil mudah
Oleh rasa yang sering membuat jiwa keliru
Keliru untuk menghadapi kenyataan..
Kenyataan yang sukar.. untuk dimengertikan

Pertemuan itu bukan bibit-bibit kasih..
Ia telah melangkaui batas-batas sempadan jiwa
Jiwa yang tulus.. yang merasa yang ingin memberi rasa kekosongan itu

Andai diberi lebih waktu.. pasti segala akan terungkap
Rahsia yang lama kau simpan.. rahsia yang lama terpendam..
Tentang perasaan yang sering kau rasa pasti..
Tetapi sering kau ketepikan bila ia datang terlalu kuat..
Sehingga kau rasa bersalah membiar ia terjadi..

Pertemuan itu kini menjadi impian
Bila jiwa itu bersatu ingin mengalun rentak yang sama
Satu lagu satu irama dua jiwa seiring bicara

Pertemuan itu.. walau bila-bila kan jadi rahsia..
Hanya kau dan aku yang tahu..
Rahsia mata.. rahsia sentuhan.. rahsia jiwa..
Aku tak berdaya mengejar lagi..
Apa yang kugenggam jangan kau lepaskan..
kerana sekali kau lafazkan sayang..
selamanya ia akan tersemat di sanubari..

Rahsia itu kan selamanya aku simpan..
Sehingga di pertemuan itu lagi..

Cemara Kota
7 April 2014 
 




MENGERTIKAH?

Bintang malam sibintang kejora 
Sinar menyilau mata terpanar
Diri ku ini tiada punya suara 
Hanya bisikan hati tulus dan benar. 

Sepurnama menunggu daku menyepi

Sepurnama gelisah dikau kurasa 

Kering lah sudah tangisan dipipi 
Yg tinggal hanya pandangan tersisa 
 
Lengkap sang puteri menaiki pedati 
Putera menunggu tiada sasa tak kalah 
Ku hitung hari ku telek hati 
Terasa tiada mahu mengalah 
 
Memikat burung si anak kedidi 
Punai berdecip berlagu lagu 
Pasti kan  tiba saat nya nanti 
Ku pasti tangisan tiada berlagu


Sinaran mata mu apakah erti 
Tiada telus kosong bicara 
Andai dikau sungguh mengerti
Tiada diriku sebegini berpura 



Cemara Kota
7 Mac 2014




KARMA
 
Sentuhan jari mengalir rasa 
Membangkit naluri yang baru mula merasa..
 
Kata perkenalan menjerumus dia ke alam tiada sempadan... hati. 
Sekian lama mencari... kaku. didalam dunia yang terhenti bagai disumpah metafora
 
Bila dunia kembali berputar dipaksi 
Segala bagai merangkak meniti 
Seakan siratul mustakim.. 
 
Gerun akan pembalasan pada pengakhiran yang pasti 
Merona padam muka bila bisikan itu kembali berbisik.. 
Memanggil manggil menembusi kembali ruang waktu.. 
 
Antara batas batas kata tersekat tidak terluah kan.. 
Ia seakan mati.. bernadi tetapi tiada degupan 
 
Apa yang harus menyatu bila karma mendahului titik akhir.. 
Melimpasi pagar waktu..
Terhenti membagi ruang didalam jiwa yg meresa. 


Cemara Kota
4 Mac 2014




BISIKAN

Si kendi berisi air diguna orang.

Pabila kosong tiada diusik.
Si hati tercalar bagai momok meragut sadis.. luka dimamah ke urat belukar.
- Takut -
 


Menyinar bila rasa perlu.
Terik keringat diperah tanpa perasaan belas.
Menunggu pujangga janji sibulan... bila tiba bicara tiada pangkal.
- Hilang -

Seakan dengus itu tiada henti.
Melontar rasa seakan benar.
Detik menyepi kelam bercanda.
Butir dalam bahasa naluri.
- Jauh - 


Kerling tampak sekujur jasad.
Berlari tiada doa berhembus. 
Menitis tangis deraian bak hujan.. 
Terpanar onar terbias satu.
- Tamak - 


Mengimbau dulu kata puitis. 
Mengelar pilu jiwa yang resah.
Dilangit mencongak awan bertali.
Dibalik alasan terpancar silau.

- Cemburu -


Tepuk sibantal diam membisu.
Saksi terpaku rona berliku.
Bucu di pintal berbiku biku..decip seringai alunan berbalam.
- Galau -


Cemara Kota
26 Februari 2014



RAHSIA CEMARA

Nun diatas sana.. 
Cuba kau lihat cemara itu 
Gah berdiri dikaki langit
Menyimpan seribu rahsia hati 

Apa yang kau lihat? 
Hanya sepohon cemara jingga. 
Kau salah... 

Cuba kau perhati dgn mata hati mu.. 
Si gadis berlagu sendu 
Dipayungi redup sipohon cemara 
Kelam langit mengikuti hati nya yang luka... pedih. 


Cuba kau lihat lagi.. 
Duduk sigadis mengalun bingkisan rindu 
Bayu berhembus mengiringi gelora didada 

Mentari bersinar terang turut sama merasa gelojak hati


Cuba kau lihat lagi... 

Berlagu riang sigadis bersama kekasih hati 

Langit membiru burung berkicau riang 

Seakan dunia milik mereka 


Adakah kau lihat... 
Kala bulan menjelma
Bintang bertaburan bak singgahsana kayangan 
Berpegangan tangan sigadis bersama kekasih hati 
Saling berikrar bersumpah setia sehidup semati

Cemara menjadi saksi... 


Cemara Kota
10 Januari 2014


PEREMPUAN

Perempuankah aku
Mengenali
Memikat
Menyayangi

Perempuankah aku
Menikahi
Menyelami hati
Memberi jiwa dan raga

Perempuankah aku
Mengandungkan
Melahirkan
Menyusukan
Menjaga

Perempuankah aku
Memasak
Mencuci
Mengajar

Perempuankah aku
Gelisah bila sakit
Menangis bila duka
Tawa bila riang

Atas segala itu... perempuankah aku
Bila digelar perempuan
Nama sudah tiada punya makna
Hati sudah tercalar

Masih perempuankah aku
Jika semua hanya
Pura
Lakunan
Bukan kupinta
Kau yang terlanjur...

Perempuan engkau kah aku...



Cemara Kota
9 Januari 2014


 

No comments:

Post a Comment